Sabtu, 21 Januari 2012

KERUGIAN PERSONAL DAN SOSIAL DARI BERPIKIR SEMPIT!

Semakin pikiran terbuka dan berpikir mendalam, terbuka kemungkinan lain dalam menyikapi hidup! Berpikir terbuka dan mendalam membuat kita tidak hanya meniru-niru, bisa memaknai hidup secara lebih autentik. Berpikir salah kadang mendorong tindakan yang salah. Tindakan kekerasan, tindakan yang beresiko merugikan diri sendiri dan orang lain, seringkali lahir dari pemikiran yang salah. Tindakan kekerasan tentu lahir dari orang yang emosi (perasaannya) banyak mengendalikan, marah, kalap, dan saat melakukannya tak menggunakan otak (akal pikiran). Kata Mahatma Gandhi: “Kekerasan adalah senjata terakhir bagi orang yang jiwanya lemah”.

Jiwa yang tidak didukung oleh akal sehat, hanyalah jiwa yang hanya ikuti perasaan saja (tanpa akal sehat), yang mungkin memberi spirit seakan menguatkan jiwa dalam pribadi seseorang, tetapi secara social berakar pada kerapuhan jiwa. Lihat saja, para teroris pelaku bom dilihat dari personalitas dan spiritualitas perasaannya sangat kuat ke dalam diri sendiri, sehingga semangat hidupnya besar sekali dalam melakukan tindakan teror, meledakkan gedung dan bangunan-bangunan yang dianggapnya milik “musuh” kelompoknya (yang dianggap “kafir” berdasarkan penafsiran sempit atas agamanya).

Dalam masyarakat yang masih terbelakang, disadari atau tidak, manipulasi dan kebohongan atau desain perasaan dari luar, yang kadang juga dibantu dengan ilusi/khayalan, hanya bisa dibongkar dan dikuak oleh pemikiran objektif, terbuka, dan kritis. Anda merasa paling benar, kemudian anda mengambil sikap terhadap orang lain. Perasaan anda jelas akan membawa dampak pada hubungan anda dengan orang lain. Ambil contoh, anda memegang ajaran agama fanatic, dan anda menganggap ajaran agama anda yang paling benar untuk menyalahkan orang lain yang anda anggap dengan ajaran agama anda. Mungkin anda hanyalah penafsir agama sempit yang bisa jadi sikap dan perbuatan atas keberagamaan anda sama sekali salah bahkan menurut agama anda sendiri.

Bahkan bisa jadi agama anda jauh lebih buruk dari pada agama orang lain. Jadi kenapa kok tidak berusaha mendalami ajaran agama selain agama anda sendiri, dengan perasaan terbuka mau masuk pada cara piker orang dari kelompok agama lain. Kenapa tidak? Jujur saja, anda memeluk ajaran agama karena warisan orangtua anda yang ditetapkan lewat surat identitas waktu anda masih Balita yang saat itu anda tak bisa memilih dan menerima agama berdasarkan pilihan Anda secara merdeka, pikiran terbuka, dan alasan yang memungkinkan memilih didasarkan pada suatu hal yang masuk di akal.*

0 komentar:

Posting Komentar